Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran.
proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Pelaksanaan Pembelajaran
Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEKS. Tanda-tanda perkembangan tersebut, dapat kita amati berdasarkan pengertian-pengertian di bawah ini : (1) Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan aktif bahkan sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran sama artinya dengan perbuatan mengajar; (2) Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipunn peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya; (3) Pengajaran sebagai suatu sistem. Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai suatu proses atau prosedur belaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi, yakni : (a) profesi guru, (b) perkembangan dan pertumbuhan siswa/peserta didik, (c) Tujuan pendidikan dan pengajaran, (d) program pendidikan dan kurikulum, (e) perencanaan pengajaran, (f) strategi belajar mengajar, (g) Media pengajaran, (h) Bimbingan belajar, (i) hubungan antara sekolah dan masyarakat, dan (j) manajemen pendidikan / kelas.
Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalm situasi ini, terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan yaitu ; tujuan pembelajaran, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode pembelajaran, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi pengajaran.Dalam proses pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran merupakan suatu pola yang didalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan dan terarah serta bertujuan. Dalam istilah lain, kegiatan pembelajaran terdiri dari : tahap perencanaan, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi.
Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran/ pemelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.
Landasan filsafat psikologi , pendidikan, ekonomi dan sebagainya serta pesan-pesan dari kurikulum lainnya dari kurikulum tersebut akan sangat mempengaruhi warna perencana di samping untuk tingkatan pendidikan mana kurikulum tersebut dan model-model pengembangan perencanaan apa yang digunakan. Semua aspek tersebut akan tergambarkan dalam bagian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau scenario pembelajaran. Memang secara umum ada langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang bisa berlaku umum dalam pembelajaran apapun untuk siapapun dan kapanpun (’coca cola’). Guru membuka pelajaran, menjelaskan materi, murid menyimak kalau perlu bertanya, mengevaluasi dan menutup pelajaran. Tapi karena pelaksanaan pembelajaran itu tentu saja sangat spesifik dipengaruhi oleh berbagai hal :
• Siapa yang belajar
• Apa yang dipelajari
• Dimana dia belajar
• Pesan-pesan apa yang diamanatkan kurikulum
• Siapa yang mengajarnya
Semua faktor-faktor di atas akan mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran secara detail. Untuk menganalisis detail pelaksanaan pembelajaran harus diperhatikan :
• Materi bahan ajar
• Pola pembelajaran
• Model desain instruksional / pembelajaran
Berbagai macam model desain pembelajaran diantaranya :
• Model Briggs
• Model PPSI
• Model Gerlach & Ely
• Model Kemp
• Model IDI
Strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru, diantaranya :
1. Pembelajaran Penerimaan (Reception Learning)/ tokohnya : Ausebel , dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penerimaan terhadap prinsip-prinsip umum, aturan-aturan, serta illustrasi khusus
b. Pemahaman terhadap prinsip umum. Pengujian dilakukan dengan tes yang menuntut pernyataan ulang mengenai prinsip-prinsip dan contoh-contoh yang telah diberikan
c. Partikularisasi, penerapan prinsip umum ke dalam sitausi / keadaan tertentu.
d. Tindakan, gerakan dari suasana kognitif dan proses simbol ke suasana perbuatan / tindakan.
2. Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning,), tokohnya : Piaget dan Bruner. Belajar penemuan dapat juga disebut “proses pengalaman” , dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tindakan dalam situasi tertentu. Siswa melakukan tindakan dan mengamati pengaruh-pengaruhnya. Pengaruh-pengaruh tersebut, mungkin sebagai ganjaran atau hukuman (operant conditioning) atau mungkin memberikan keterangan mengenai hubungan sebab akibat
b. Pemahaman kasus tertentu. Apabila keadaan yang sama muncul kembali, maka dia dapat mengantisipasi pengaruh yang bakal terjadi. Dan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan dirasakan.
c. Generalisasi, siswa membuat kesimpulan atas prinsip-prinsip umum berdasarkan pemahaman terhadap situasi tertentu.
d. Tindakan dalam suasana baru , siswa menerapkan prinsip dan mengantisipasi pengaruhnya.
3. Pembelajaran Penguasaan (Mastery Learning), tokoh : Carol . Pembelajaran ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok.
b. Memberikan tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut.
c. Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif
d. Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu.
4. Pembelajaran Terpadu (Unit Learning); pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan oleh John Dewey dan orang pertama yang mempergunakan istilah unit adalah Morrison. Langkah-langkah umum pengembangan program unit adalah :
a. Menyusun lembar unit yang luas bertitik tolak dari topik atau masalah tertentu.
b. Menyusun unit pembelajaran, sebagai bagian dari sumber unit, yang dirancang dengan pola tertentu.
c. Menyusun unit lesson dalam rangka melaksanakan unit pengajaran yang telah dikembangkan itu
d. Menyusun satuan pelajaran, yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar harian
Pembelajaran Bidang teknik dan kejuruan (Vocational dan Tehcnical Instruction)/ Pembelajaran Kompetensi.
Dalam konteks pembelajaran di kejuruan, belajar melibatlkan perolehan pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan sikap berkenaan dengan kompetensi menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kompetensi :
a. Belajar keseluruhan dan bagian
b. Pemotongan bahan pembelajaran
c. Belajar aktif
d. Umpan balik
e. Belajar lebih
f. Penguatan
g. Belajar yang pertama dan terakhir
h. Bahan yang bermakna
i. Belajar menggunakan banyak indra
j. Transfer belajar
Pembelajaran Modul
Modul merupakan satu satuan atau unit pembelajaran terkecil berkenaan dengan sesuatu topik atau masalah. Satuan pembelajaran tersebut disusun dalam suatu paket yang disebut paket modul.Pembelajaran modul di Indonesia dikembangkan sejak tahun 1974 pada sekolah-sekolah Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Sampai saat ini, pembelajaran modul masih digunakan pada SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. Dalam pembelajaran modul, para siswa belajar secara individual, mereka dapat menyesuaikan kecepatan belajarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Secara umum suatu modul mengandung komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut :
a. Identitas modul
b. Petunjuk pengerjaan modul
c. Tujuan pembelajaran
d. Bahan bacaan
e. Kegiatan belajar mengakar aktif
f. Media dan sumber pembelajaran
g. Tes
Pembelajaran modul menerapkan strategi belajar siswa aktif, karena dalam proses pembelajarannya siswa tidak lagi berperan sebagai pendengan dan pencatat ceramah guru, tetapi mereka adalah pelajar yang aktif. Dalam pembelajaran modul, guru berperan sebagai pengelola, pengarah, pembimbing, fasilitator, dan pendorong aktivitas belajar siswa. Pembelajaran modul juga menerapkan konsep multi media dan multi metode. Meskipun pada prinsipnya pembelajaran modul bersifat individual, tetapi ada saat / tugas-tugas tertentu yang menuntut siswa bekerjasama dalam kelompok.
Penggolongan dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Joyce dan Weil (1980,1992) dalam bukunya Models of Teaching menggolongkan model-model pembelajaran ke dalam empat rumpun. Keempat rumpun model pembelajaran tersebut adalah: (1) rumpun model pembelajaran Pemrosesan Informasi, (2) rumpun model pembelajaran Personal, (3) rumpun model pembelajaran Sosial, dan (4) rumpun model pembelajaran Perilaku.
1. Rumpun model-modelPemrosesan Informasi
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari prinsip- prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pebelajar (peserta didik) untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir produktif. Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis.
Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun pemrosesan informasi ini adalah seperti tertera pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Model- Model
Pembelajaran Rumpun Pemrosesan Informasi
Catatan : untuk penjelasan tiap-tiap modelnya akan
diposting pada kesempatan lain !
No. Nama Model
Pembelajaran Tokoh Misi/tujuan/manfaat
1 Berpikir Induktif
Hilda Taba Ditujukan secara khusus untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya. Model ini memiliki keunggulan melatihkan kemampuan menganalisis informasi dan membangun konsep yang berhubungan dengan kecakapan berpikir.
2. Pembentukan
konsep
Jerome
Bruner,
Goodnow,
dan Austin Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif, peserta didik
dilatih mempelajari konsep secara efektif.
3 Latihan inkuari
Richard
Suchman Sama dengan model berpikir induktif, model ini ditujukan untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya.
4 Perkembangan
kognitif
Jean Piaget,
Irving Sigel,
Edmun
Sullivan,
Lawrence
dan
Kohlberg Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir/pengembangan intelektual pada umumnya, khususnya berpikir logis, meskipun demikian kemampuan ini dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan pengembangan moral.
5 Advance
organizer
David
Ausubel Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengolah informasi melalui penyajian materi beragam (ceramah, membaca, dan media lainnya) dan menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah ada.
6 Mnemonics
Pressley,
Levin,
Delaney Strategi belajar untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
(Sumber: Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1980 dan Bruce Joyce, Marsha Weil,
dan Beverly Showers, 1992, 1996: Models of Teaching)
2. Rumpun model- model Pribadi/individual
Model-model pembelajaran yang termasuk rumpun model-model Personal/individual menekankan pada pengembangan pribadi. Model-model pembelajaran ini menekankan pada proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Model-model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emosional. Fokus pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan individu dengan lingkungannya dan untuk melihat dirinya sendiri.
Jenis-jenis model pembelajaran pribadi seperti tercantum pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi)
Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4
No. Nama Model
Pembelajaran Tokoh Misi/tujuan/manfaat
1 Pengajaran Non
Direktif
Carl Rogers Penekanan pada pembentukan kemampuan belajar sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan diri sendiri sehingga terbentuk konsep diri. Model ini menekankan pada hubungan guru-peserta didik.
2. Latihan
Kesadaran
Fritz Perls
William Schutz Pembentukan kemampuan menjajagi dan
menyadari pemahaman diri sendiri.
3 Sinektik
William
Gordon Pengembangan individu dalam hal kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
4 Sistem
Konseptual
David Hunt Didisain untuk meningkatkan kompleksitas pribadi dan fleksibilitas.
5 Pertemuan kelas
William
Glasser Pengembangan pemahaman diri dan tanggungjawab pada diri sendiri dan kelompok sosial lainnya.
(Sumberi Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching, )
3. Rumpun model-model Interaksi Sosial
Model-model pembelajaran yang termasuk dalam rumpun Sosial ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. Model-model ini memfokuskan pada proses di mana realitas adalah negosiasi sosial. Model-model pembelajaran dalam kelompok ini memberikan prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain untuk meningkatkan proses demokratis dan untuk belajar dalam masyarakat secara produktif. Tokoh-tokoh teori sosial juga peduli dengan pengembangan pikiran (mind) diri sebagai pribadi dan materi keakademisan.
Jenis-jenis model pembelajaran rumpun Interaksi Sosial adalah seperti dalam tabel 3.3. berikut ini.
Tabel 3.3. Model-model Pembelajaran Interaksi Sosial
No. Nama Model
Pembelajaran Tokoh Misi/tujuan
1 Kerja
kelompok.
(investigation
group)
Herbert Thelen
John Dewey Mengembangkan keterampilanketerampilan untuk berperan dalam kelompok yang menekankan keterampilan komunikasi interpersonal dan keterampilan inkuari ilmiah. Aspek-aspek pengembangan pribadi merupakan hal yang penting dari model ini.
2. Inkuari Sosial Byron Massialas
Benjamin Cox Pemecahan masalah sosial, utamanya melalui inkuari ilmiah dan penalaran logis.
3 Jurisprudential National Training
Laboratory
Bethel, Maine
Donald Oliver
James P.Shaver Pengembangan keterampilan interpersonal dan kerja kelompok untuk mencapai, kesadaran, dan fleksibilitas pribadi. Didisain utama untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berpikir Jurisprudensial (ilmu tentang Hokum-hukum manusia).
4 Role playing
(Bermain
peran)
Fannie Shaftel
George Shafted Didisain untuk mengajak peserta didik dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu
5 Simulasi Sosial Sarene Boocock, Didisain untuk membantu pengalaman peserta didik melalui proses sosial dan realitas dan untuk menilai reaksi mereka terhadap proses-proses sosial tersebut, juga untuk memperoleh konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan pengambilan keputusan.
(Sumber: Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching)
4. Rumpun Model-model Perilaku
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model-model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. Adapun jenis-jenis model pembelajaran perilaku seperti pada tabel 3.4.
Tabel 3.4. Model-model Pembelajaran Rumpun Perilaku
Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4
No. Nama Model Tokoh
Misi/tujuan
1 Contingency Management (manajemen dari akibat / hasil perlakuan) B.F. Skinner Fakta-fakta, konsep-konsep dan
Keterampilan
2 Self Conrol B.F. Skinner Perilaku sosial/ keterampilan-keterampilan
3 Relaksasi Rimm & Masters
Wolpe Tujuan-tujuan pribadi
4 Stress Reduction
(pengurangan stres) Rimm & Masters Cara relaksasi untuk mengatasi
kecemasan dalam situasi sosial
5 Assertive Training (Latihan
berekspresi) Wolpe, lazarus,
Salter Menyatakan perasaan secara
langsung dan spontan dalam
situasi sosial
6 Desensititation Wolpe Pola-pola perilaku, keterampilan–keterampilan
7 Direct training
Gagne
Smith & Smith Pola tingkah laku, keterampilan-keterampilan.
(Sumber: Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching)
Read more: Penggolongan dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran BERORIENTASI PAKEM ( PAKEM PART III )|EDUCATION FOR OUR COUNTRY
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives
Tidak ada komentar:
Posting Komentar